Merantau, Kebangaan Masyarakat Minangkabau

Published by

on

Indonesia itu negara seribu pulau, sungguh sedihnya apabila kita masih diam disuatu daerah dan belum melihat keindahan Indonesia di wilayah lain. Keluarlah dari zona nyaman, orang Minangkabau sering menyebutnya dengan istilah merantau. Menurut saya merantau itu merupakan cara kita untuk bertahan hidup di daerah yang baru.

Percaya atau tidak, merantau merupakan cara lain untuk traveling. Kalau tidak merantau, kita belum tentu bisa menjelajahi daerah-daerah yang baru. Selain itu merantau merupakan cara kita beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pengalaman saya merantau pertama kali adalah sewaktu di Bandung. Makanan Β merupakan hal yang sangat saya perhatikan waktu itu. Semua orang tahu, makanan Minangkabau itu terkenal dengan rasanya yang super pedas. Nah, ketika saya di Bandung, hal itu tidak saya temukan. Makanannya manis-manis semua, mungkin karena pengaruh gadis-gadis Bandung yang manis kali ya, hehehehe.

Saya masih ingat waktu itu, ketika sahur, bekal rendang saya sudah habis. Mau tidak mau saya harus membeli makanan diluar. Warung yang ada didekat kos saya adalah Warung Tegal. Dengan tanpa rasa ragu saya langsung makan di warung tersebut. Rasa pertama tentu manis, karena tidak Warung Padang, saya terpaksa menghabiskan makanan tersebut. Bencana itu datang ketika saya mau melakukan Shalat Shubuh, perut saya sakit, bolak-balik ke WC. Sakit perut dan mencret merupakan hal yang rasakan waktu itu. Tapi saya tidak kapok untuk makan di Warung Tegal atau Warung Jawa lagi. Mungkin ini yang namanya adaptasi dengan makanan baru di daerah baru.

Lain lagi sewaktu saya merantau ke Bali sekitar bulan November tahun 2012 kemaren. Perbedaan waktu merupakan hal mendasar waktu itu. Kesulitan pertama yang saya dapatkan adalah menyesuaikan waktu bangun pagi. Karena waktu itu jam tangan dan jam di HP saya masih tersetting Waktu Indonesia Barat. Selama satu minggu saya bangung ketika matahari sudah tinggi, ya mungkin sekitar jam 7 pagi waktu Bali atau jam 6 waktu Jakarta. Alhasil Shalat Shubuh saya kesiangan. Selain itu, Mesjid merupakan hal paling susah di cari Bali. Pernah sewaktu hari Jumat, saya shalat Jumat di kos saja, karena waktu saya tidak mendengar Adzan.

Masih dari Bali, waktu itu saya ada janji untuk menjemput teman di Bandara. Saya janji jam 7 sudah berada di Bandara. Setelah sampai di Bandara, sambil menunggu teman saya mendarat, saya cari sarapan disekitar Bandara. Β Di Bandara ada sebuah warung yang menjual nasi bungkus, teman-teman saya biasa menyebutnya nasi jinggo. Kalau di kantor saya, nasi jinggo itu lauknya bisa berupa ayam, telor dan ikan. Tapi disalah satu warung di Bandara tersebut nasih jinggo dijual dengan lauk daging babi, dan saya pun hampir memakan nasi jinggo dengan menu daging babi. Kalau dalam Islam, kan ada larangan makan daging babi. Saya pun bingung, kenapa sipenjual bisa bilang kepada saya bahwa yang nasi yang akan saya makan ada daging babinya. Asumsi pertama saya karena ada jenggotnya, mungkin ini salah satu alasannya.

Untuk menyikap hal-hal itu, sebelum merantau ke daerah baru, saya biasanya mencari-cari bagaimana tradisi atau kebiasaan di daerah yang akan saya tuju. Mungkin bisa dilakukan dengan searching di google, atau mencari tahu teman-teman atau kerabat yang ada di daerah yang akan saya tuju tersebut.

Merantau adalah kebangaan bagi masyarakat Minangkabau. Terutama bagi saya, dengan merantau saya bisa melihat daerah-daerah baru, mempelajari hal-hal baru, menikmati tempat-tempat wisata yang indah. Keluarlah dari zona nyaman, merantaulah, Indoesia itu masih luas, rezeki itu ada dimana-mana. Karena saya merantau sebagai Engineer, maka saya sering menyebut diri saya dengan sebutan Engineer Traveler.

New-Andromax-U2-250x250-JPEG Tulisan ini saya ikut sertakan dalam Lomba Artikel CineUS Book Trailer Bersama Smartfren dan Noura Books

7 responses to “Merantau, Kebangaan Masyarakat Minangkabau”

  1. Ila Rizky Nidiana Avatar

    wahh, iya juga ya. kalo menurutku apa ya? mikir dl ah πŸ˜€ pengen ikutan jg. sukses ya, kak.

    1. Budiman Firdaus Avatar

      Ayo mbak, ikut aja mbak,.. πŸ™‚

  2. Rizka Avatar

    Awak urang Minang & sadang marantau pulo

    Mampir tulisan wak yo http://genrambai.blogspot.com/2013/10/arti-kebanggaan.html
    Samo berjuang utk lomba koh
    Good luck

    Salam kenal

    1. Budiman Firdaus Avatar

      Siap uni, tarimo kasih alah berkunjung ka palanta ambo,

      Salam kenal,. πŸ™‚

  3. duniaely Avatar

    tipsnya sebelum merantau oke juga nih , memang seharusny amencari byk tahu dulu tentang daerah atau negara yg akan dijadikan tujuan merantau ya πŸ™‚

    1. Budiman Firdaus Avatar

      Iya mbak, biar tidak kagok ketika sampai di tempat tujuan, πŸ™‚

  4. Evi Sri Rezeki (@EviSriRezeki) Avatar

    Definisi kebanggaan yang unik. Kebanggaan adalah saat bisa merantau, keluar dari zona nyaman. Two tumbs up ^_^

Leave a reply to Budiman Firdaus Cancel reply